Me-'rembug' Filsafat Monumen Boyolali
2016 | Boyolali |
Sayembara Ikon Boyolali |
Competition Entry
Rembug merupakan suatu dialog yang mempertemukan bermacam-macam pendapat, sudut pandang, maupun latar belakang dalam satu forum, untuk mencapai suatu tujuan bersama dalam sebuah kesepakatan yang luhur.
Budaya rembug muncul dari sikap gotong royong yang dijiwai masyarakat Jawa. Kemudian dikembangkan dalam konsep demokrasi oleh Ir. Soekarno, sebagai falsafah dasar dari 5 sila (Pancasila): musyawarah (permusyawaratan/perwakilan).
Rembug "Sangkan Paraning Dumadi”:
Takluknya seorang Adipati di hadapan petani rumput.
Fungsi dasar monumen sebagai pengingat.
Mengambil adegan Adipati (kemudian dikenal sebagai Sunan) Pandanaran yang diingatkan oleh petani rumput (penyamaran dari Sunan Kalijaga) agar kembali kepada Tuhan.
Fungsi Monumen Boyolali sebagai pengingat:
- Pengingat pejabat/pemimpin/wakil rakyat agar amanah.
- Pengingat orang-orang berada, ada berbagi kepada sesama.
- Pengingat kita semua pada Sangkan Paraning Dumadi: asal-usul manusia bermula & kembali.
Sayembara Ikon Boyolali |
Competition Entry
Konsep
Monumen Rembug Boyolali
Rembug merupakan suatu dialog yang mempertemukan bermacam-macam pendapat, sudut pandang, maupun latar belakang dalam satu forum, untuk mencapai suatu tujuan bersama dalam sebuah kesepakatan yang luhur.
Budaya rembug muncul dari sikap gotong royong yang dijiwai masyarakat Jawa. Kemudian dikembangkan dalam konsep demokrasi oleh Ir. Soekarno, sebagai falsafah dasar dari 5 sila (Pancasila): musyawarah (permusyawaratan/perwakilan).
Rembug "Sangkan Paraning Dumadi”:
Takluknya seorang Adipati di hadapan petani rumput.
Fungsi dasar monumen sebagai pengingat.
Mengambil adegan Adipati (kemudian dikenal sebagai Sunan) Pandanaran yang diingatkan oleh petani rumput (penyamaran dari Sunan Kalijaga) agar kembali kepada Tuhan.
- Pengingat pejabat/pemimpin/wakil rakyat agar amanah.
- Pengingat orang-orang berada, ada berbagi kepada sesama.
- Pengingat kita semua pada Sangkan Paraning Dumadi: asal-usul manusia bermula & kembali.
Rembug filsafat “Manunggaling Kawula Gusti”
- Dialog antara Manusia dengan Tuhan.
Rasa syukur atas limpahan bumi Boyolali yang hijau, subur, dan indah (dengan menjaga, merawat, dan memaksimalkan potensinya untuk kesejahteraan masyarakat).
- Dialog antara Kawulo Alit (Rakyat Kecil) dengan Pemimpin/Pejabat.
Pemimpin yang dekat dengan rakyatnya. Manunggal adalah satu sinergi, bersama-sama membangun kabupaten Bayolali Tersenyum.
Rembug kosmologi Maha Meru.
- Gunung:
simbol kosmologi Jawa, mewakili jagad gede (makrokosmos)
- Meru-Api & Meru-babu:
pasangan yang saling melengkapi.
- Lidah api :
semangat, gelora, jiwa muda yg meledak2 >< tugu polos simple modern. memancarkan sikap sahaja, terlihat sederhana, namun tegar&kokoh layaknya seorang ibu.
Rembug alam Boyolali: Wisata Hijau dan Susu Sapi.
Melambangkan potensi Boyolali:
- Peternakan,
- Pertanian,
- Pariwisata alam
Ketiganya adalah investasi bagi kemakmuran masyarakat Boyolali.
Material
Perpaduan kearifan lokal Boyolali dan citra modern Boyolali
- rangka baja, panel ACP
- besi stainless
- besi (dibuat motif sulur) di chrome / tembaga, mewakili kearifan perajin lokal
Comments
Post a Comment